Societas Dei: Jurnal Agama dan Masyarakat http://178.128.110.99/index.php/SD <p><em>Societas Dei: Jurnal Agama dan Masyarakat</em> merupakan jurnal nasional yang dapat menjadi sumber informasi ilmiah bagi para peneliti di dunia akademik, lembaga penelitian, dan instansi pemerintah. Hasil peneltiian dari berbagai perspektif penulis dengan latar belakang agama yang berbeda memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menyebarluaskan nilai-nilai agama yang dapat bersumbangsih bagi terciptanya kehidupan beragama yang harmonis.<br /><br />Penerbit jurnal ini adalah <a title="RCRS" href="http://reformed-crs.org/" target="_blank" rel="noopener">Pusat Pengkajian Reformed Bagi Agama dan Masyarakat</a> (RCRS) dan secara rutin menerbitkan dua kali setahun, pada bulan April dan Oktober, dengan jumlah edisi setiap artikel minimal lima artikel. Edisi pertama diterbitkan pada April 2014. Sejak Volume 4 Nomor 2 Tahun 2017, jurnal telah terakreditasi secara nasional oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, No. 30/E/KPT/2019 (11 November 2019). Pada Volume 8 Nomor 2 Tahun 2021, jurnal telah reakreditasi SINTA 3 hingga Volume 13 Nomor 1 2026 berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nomor 105/E/KPT/2022.</p> id-ID societas.dei@rcrs.org (Redaksi) pusatkajian@rcrs.org (Admin Pusat Kajian) Tue, 30 Apr 2024 00:00:00 +0700 OJS 3.3.0.10 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Riwayat Penulis, Mitra Bestari, Panduan Penulisan http://178.128.110.99/index.php/SD/article/view/463 Dodi Kurniawan Hak Cipta (c) 2024 Reformed Center for Religion and Society https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://178.128.110.99/index.php/SD/article/view/463 Tue, 21 May 2024 00:00:00 +0700 Dewan Penyunting & Daftar Isi http://178.128.110.99/index.php/SD/article/view/462 Dodi Kurniawan Hak Cipta (c) 2024 Reformed Center for Religion and Society https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://178.128.110.99/index.php/SD/article/view/462 Tue, 21 May 2024 00:00:00 +0700 Reinterpretasi Sila Pertama Pancasila melalui Pemikiran Politik John Calvin http://178.128.110.99/index.php/SD/article/view/457 <p>Editorial ini merupakan langkah kecil dalam upayanya untuk melakukan reinterpretasi terhadap sila pertama Pancasila dari sudut pandang pemikiran politik John Calvin. Usaha ini dilatarbelakangi oleh berbagai tindakan intoleransi beragama di Indonesia. Latar tersebut tidak dapat dipisahkan dari faktor struktural yang melingkupinya, yakni intervensi pemerintah terhadap urusan internal agama. Oleh karena itu, penafsiran ulang terhadap sila pertama sangat mendesak diperlukan karena reinterpretasi terhadap sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini tidak hanya dapat menjamin kebebasan beragama, tetapi juga peran agama dalam ruang publik. Dengan begitu, agama dapat menjadi kekuatan pembebas yang mampu menciptakan kehidupan sosial-politik yang demokratis.</p> Benyamin F Intan Hak Cipta (c) 2024 Reformed Center for Religion and Society https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://178.128.110.99/index.php/SD/article/view/457 Tue, 30 Apr 2024 00:00:00 +0700 Makna Pengosongan Diri Allah Trinitas dalam Perspektif Jawa http://178.128.110.99/index.php/SD/article/view/448 <p>Iman akan Allah Trinitas sebagai dasar iman umat kristiani tidaklah mudah dipahami oleh kebanyakan umat beriman. Semakin tidak mudah lagi bila kita memahami iman akan Allah Trinitas menurut konteks budaya tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pemahaman akan Allah Trinitas yang dimaknai sesuai dengan konteks budaya Jawa. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan pendekatan teologi kontekstual dan lingkaran pastoral. Penulis mengambil tokoh Semar dalam budaya Jawa untuk memperdalamnya dalam perbandingannya dengan Yesus dalam perspektif teologi komparatif. Secara khusus penulis ingin melihat konsep pengosongan diri dalam tokoh Semar dan juga dalam diri Yesus Kristus. Untuk sampai pada penelitian tersebut, penulis menggunakan teori semiotika Charles Peirce dan juga pemikiran Hans Urs von Balthasar yang berkaitan dengan doktrin Allah Trinitas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya kemiripan pengosongan diri Semar dan Yesus. Akan tetapi, ada perbedaan yang jelas dan tegas pula dalam pengosongan diri Semar dan Yesus Kristus itu.</p> Dominikus Setio Haryadi, Emanuel Pranawa Dhatu Martasudjita Hak Cipta (c) 2024 Reformed Center for Religion and Society https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://178.128.110.99/index.php/SD/article/view/448 Tue, 30 Apr 2024 00:00:00 +0700 Menilai Islamisme, Pembangunan Perdamaian, dan Dialog Antariman di Papua, Indonesia http://178.128.110.99/index.php/SD/article/view/397 <p>Hubungan Islamisme, pembangunan perdamaian, dan dialog antaragama di Papua adalah topik penting untuk dijelaskan karena studi tentang dinamika dan hubungan tersebut belum tersedia secara luas. Oleh karena itu, artikel ini menganalisis hubungan yang kompleks antara islamisasi, pembangunan perdamaian, dan dialog antaragama di Papua. Secara historis, sebelum kehadiran Islam transnasional, hubungan antara muslim dan Kristen harmonis. Mereka hidup damai. Namun, kelompok-kelompok Islam transnasional radikal seperti itu, sampai batas tertentu, telah menciptakan ketegangan dan konflik antara kedua agama ini serta friksi intraagama di antara kelompok-kelompok Islam. Selain itu, ketegangan di antara berbagai agama telah memberikan nuansa lain pada konflik separatisme yang telah berlangsung lama di Papua. Naskah akademik ini menjelaskan kehadiran kelompok transnasional, khususnya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan kelompok Salafy-Wahhaby di Papua sebelum tahun 2020-an dan bagaimana para tokoh agama di Papua, melalui Forum Kerukunan Umat Beragama atau FKUB, bekerja membangun kerukunan komunal dengan membuat Deklarasi Papua Tanah Damai [Deklarasi Tanah Damai Papua]. Selain itu, artikel ini menjelaskan kerangka dialog antaragama dan bagaimana hal itu dipraktikkan untuk menjaga kerukunan komunal di Papua. Namun, dialog antaragama masih digunakan secara tradisional di Papua dan belum menyelesaikan akar penyebab konflik agama yang ada.</p> Ridwan, Husnul Khotimah Hak Cipta (c) 2024 Reformed Center for Religion and Society https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://178.128.110.99/index.php/SD/article/view/397 Tue, 30 Apr 2024 00:00:00 +0700 Perjalanan Spiritual Biksu Thudong http://178.128.110.99/index.php/SD/article/view/415 <p>Perjalanan Thudong oleh 32 biksu yang menempuh ribuan kilometer dari Thailand ke Indonesia tidak hanya menjadi momen spiritual bagi para pelaksana, tetapi juga bersejarah bagi hubungan antaragama di Indonesia. Dengan antusiasme yang besar, artikel ini berusaha untuk menjelaskan kemurnian dari kerukunan antaragama yang diciptakan oleh masyarakat setempat dan para Biksu Thailand, yang juga berkontribusi dalam mempromosikan wacana dialog antaragama di kalangan akar rumput. Dengan menyelami internet, pendekatan netnography digunakan untuk mengetahui kejadian lebih mendalam dan luas dengan membandingkan satu dokumen digital dengan lainnya. Dalam perjumpaan antaragama yang terjadi di sepanjang rute ziarah ini, kedua belah pihak menunjukkan perilaku timbal balik dengan saling berbagi rasa dan berbuat kebaikan yang mendorong mereka untuk bekerja sama dalam menyelesaikan misi ritual tersebut. Mereka mampu membongkar sekat-sekat agama yang sering kali menghalangi keharmonisan hubungan antaragama sebagai hasil dari penerimaan yang hangat, interaksi yang sangat ramah, dan dialog yang menarik, baik di lokasi ataupun di media sosial.</p> Candra Dvi Jayanti Hak Cipta (c) 2024 Reformed Center for Religion and Society https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://178.128.110.99/index.php/SD/article/view/415 Tue, 30 Apr 2024 00:00:00 +0700 Revitalisasi Kesenian Rakyat Borobudur dalam Perspektif Estetika Religius Walter Benjamin http://178.128.110.99/index.php/SD/article/view/418 <p>Artikel ini bertujuan untuk memotret dinamika kesenian rakyat Borobudur yang mengalami pasang surut. Sebagian masyarakat menilai surutnya kesenian rakyat mulanya adalah dampak dari kemunculan televisi, salah satu instrumen modernisme. Jika logika tersebut digunakan, idealnya kesenian rakyat hari ini tengah berjalan menuju kepunahannya. Namun, kesenian rakyat yang telah mati puluhan tahun seperti ketoprak, berhasil direvitalisasi beberapa tahun terakhir. Di sisi lain, masyarakat Borobudur memiliki karakteristik religiositas yang unik. Mereka menganut agama yang beragam, tetapi mereka menggenggam nilai moral dan etika yang sama, yakni Jawa. Untuk bisa memahami dinamika yang terjadi, artikel ini menggunakan teori estetika religius Walter Benjamin sebagai pisau analisis. Secara khusus, artikel ini akan menjawab dua pertanyaan penelitian, yakni bagaimana religiositas memengaruhi gerakan revitalisasi kesenian rakyat dan apa fungsi sosial yang dihasilkan dari revitalisasi tersebut. Pertanyaan tersebut dijawab dengan menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografis yang dilakukan di Kecamatan Borobudur pada tahun 2022.</p> Chusnul Chotimah Hak Cipta (c) 2024 Reformed Center for Religion and Society https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://178.128.110.99/index.php/SD/article/view/418 Tue, 30 Apr 2024 00:00:00 +0700 Narasi Diskriminatif Pascakonflik pada Masyarakat Kristen http://178.128.110.99/index.php/SD/article/view/421 <p>Konflik di Maluku tahun 1999 meninggalkan bekas luka yang bertahan hingga 20 tahun. Fenomena ini tercermin dalam narasi masyarakat pascakonflik secara langsung yang terdapat dalam perbincangan masyarakat sehari-hari. Selama 20 tahun bertahan di Ambon sebagai pengungsi, masyarakat Kayeli mengalami berbagai macam pengalaman (baik pengalaman kekerasan maupun damai). Perjuangan yang dihadapi pengungsi Kayeli menggambarkan kerusakan yang terjadi akibat konflik berkaitan dengan pola-pola relasi komunal sekian tahun setelah perang selesai. Kondisi ini sayangnya tidak cukup mendapat perhatian dalam kajian tentang masyarakat pascakonfik. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan perjuangan komunitas pengungsi sebagai kelompok masyarakat rentan yang hidup dengan narasi kekerasan pascakonflik di Ambon. Tulisan ini didasarkan pada data dari hasil wawancara mendalam terhadap delapan informan pengungsi Kayeli pada tahun 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman konflik yang digambarkan dalam kelompok ini menggambarkan diskriminasi dan perjuangan dalam hubungan komunal di daerah baru tempat mereka dimukimkan kembali dari desa-desa mereka yang dilanda perang. Tulisan ini menguraikan tanggapan para pengungsi terhadap narasi konflik berdasarkan keyakinan Kristen yang mereka anut. Berbagai tanggapan tersebut merupakan cara komunitas pengungsi terus menjalani kehidupannya dengan mengatasi narasi-narasi diskriminatif di komunitas baru mereka.</p> Selvone Christin Pattiserlihun; Mohammad Iqbal Ahnaf, Nur Rif’ah Hasaniy Hak Cipta (c) 2024 Reformed Center for Religion and Society https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://178.128.110.99/index.php/SD/article/view/421 Tue, 21 May 2024 00:00:00 +0700